Bambu Jawa atau Bambu Atter, Bambu Pulau Jawa Yang Jadi Sayuran

BAMBU JAWA

BAMBU JAWA
BAMBU JAWA

Bambu Jawa atau Bambu Atter (Gigantochloa atter) adalah bambu yang selalu hijau, abadi, dan padat membentuk rumpun yang dapat tumbuh hingga setinggi 25 meter. Batang kayu yang tegak berdiameter 5 - 10 cm di bagian pangkalnya, Tanaman ini banyak dibudidayakan dan sebagian besar ditemukan di Jawa. karena tunasnya rasanya yang enak jika dimasak selain itu juga ditanam di banyak daerah lain di Asia Tenggara karena pucuk dan batangnya yang berguna. Bambu Jawa Biasanya dibudidayakan namun sangat jarang ditemukan di dekat hutan, di tepi hutan dan di daerah terganggu lainnya mungkin tanaman ini sebagai sisa dari pemukiman manusia masa lalu.

KARAKTER BAMBU JAWA


DAUN BAMBU JAWA
DAUN BAMBU JAWA

Bambu Jawa hidup pada ketinggian rendah hingga sedang di daerah tropis dan berhasil hingga pada ketinggian hingga 1.400 meter. Ia tumbuh subur di daerah lembab dengan curah hujan tahunan lebih dari 2.500 mm, tetapi tidak seperti banyak anggota genus lainnya, ia juga mentolerir lingkungan yang lebih kering dengan curah hujan tahunan serendah 1.000 mm. Lebih menyukai latosol, tetapi dapat tumbuh juga di tanah aluvial, kapur, dan lempung berpasir.

 Setelah setek ditanam, ia bisa tumbuh hingga 24 batang dalam 3 tahun; tinggi batang meningkat dari 2,1 meter pada tahun pertama menjadi 6,5 meter pada tahun kedua dan 9 meter pada tahun ketiga, dan diameter batang masing-masing dari 23 mm menjadi 42 mm dan menjadi 67 mm. Bambu memiliki metode pertumbuhan yang menarik. Setiap tanaman menghasilkan sejumlah batang baru setiap tahun - batang ini tumbuh mencapai ketinggian maksimumnya pada tahun pertama pertumbuhannya, pertumbuhan selanjutnya pada batang dibatasi pada produksi cabang samping dan daun baru.

 Untuk beberapa spesies tropis dewasa, batang baru bisa mencapai tinggi 30 meter, dengan pertambahan tinggi harian 30 cm atau lebih selama waktu pertumbuhan puncaknya. Hal ini menjadikan mereka beberapa spesies dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Panen batang dapat dimulai 4 - 5 tahun setelah tanam. Direkomendasikan untuk memotong batang umur 2 - 3 tahun tepat di atas tanah, sebaiknya pada musim kemarau. Bambu pada umumnya biasanya monokarpik, hidup bertahun-tahun sebelum berbunga, kemudian berbunga dan berbiji banyak selama 1 - 3 tahun sebelum biasanya mati. Tercatat bahwa spesies ini berbunga dengan berkelompok sekitar 50 - 60 tahun setelah tanam, dan kemudian mati.

KEGUNAAN BAMBU JAWA

 Batangnya banyak digunakan untuk bahan bangunan (rangka, pagar, dinding)  dan juga digunakan untuk membuat peralatan rumah tangga (misalnya furnitur, tempat tidur, peralatan memasak), tusuk sate daging, sumpit, tusuk gigi dan kerajinan tangan (misalnya keranjang, penutup lampu). 

CARA BUDIDAYA BAMBU JAWA

Benih Bambu Jawa jarang tersedia karena tanaman ini hanya berbunga sekali dalam setiap 50 tahun atau lebih. Namun biasanya melalui Stek rimpang atau batang. Pada percobaanya di Indonesia dengan stek batang bersudut 2, tingkat kelangsungan hidupnya adalah 60%. Stek di persemaian dianjurkan untuk dilindungi dari hujan lebat dan transplantasi tanaman berumur satu tahun dengan tinggi 75 cm. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Penyiraman perlu dilakukan pada tahun-tahun pertama setelah tanam. Jika rumpun menjadi terlalu padat maka harus diencerkan. Membersihkan rumpun sisa-sisa batang tua secara teratur dan melonggarkan tanah akan merangsang perkembangan tunas muda. 




Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url